Dulu pohon-pohon Dipterokarpa mendominasi hutan dataran rendah Sumatera dan Kalimantan. Namun sekarang ini jenis-jenis Dipterocarpaceae menjadi langka karena deforestasi hutan alam. Salah satu penyebab utama deforestasi di Sumatera dan Kalimantan adalah pertambangan batubara. Rehabilitasi lahan bekas tambang batubara biasanya menggunakan jenis-jenis asing cepat tumbuh. Kami mencoba merehabilitasi lahan bekas tambang batubara di Bengkulu dengan menggunakan jenis-jenis yang bernilai ekonomi tinggi dari family Dipterocarpaceae, yaitu Shorea javanica Koord. & Valet., Shorea macrobalanos Ashton and Hopea mengarawan Miq. Dalam artikel ini kami sampaikan kemampuan bertahan hidup (survival rate) dan [ertumbua satu tahun anakan ketiga jenis tersebut. Dari ketiga jenis tersebut, S. macrobalanos memiliki daya tahan hidup tertinggi (93%), diikuti oleh S. javanica (80%) dan H. mengarawan (77%). Dalam satu tahun, anakan S. macrobalanos tumbuh tinggi 452% secara signifikans lebih tinggi daripada S. javanica (221%) dan H. mengarawan (119%). Shorea macrobalanos juga memiliki pertumbuhan diameter tertinggi dalam satu tahun, yaitu 337%, diikuti oleh S. javanica (145%) dan H. mengarawan (135%). Dapat disimpulkan bahwa dalam satu tahun observasi, ketiga jenis dipterokarpa dapat tumbuh rlatif bagus di lahan bekas tambang batu bara. Oleh karena itu kami merekomendasikan agar jenis-jenis dipterokarpa yang asli Sumatera dan bernilai ekonomi tinggi digunakan untuk merehabilitasi lahan bekas tambang, menggantikan jenis-jenis asing cepat tumbuh yang selama ini digunakan.
Artikel lengkap dapat diunduh dari jurnal Biodiversitas: http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D1702/D170249.pdf
Artikel terkait:
THE RECOYERY OF PLANT SPECTES DIVERSITY IN 14 YEAR-OLD FOREST IN REHABILITATED MINED LAND IN CENTRAL BENGKULU
Species composition of understory vegetation in coal mined land in Central Bengkulu, Indonesia
https://smujo.id/biodiv/article/view/149
Leave a comment